Selasa, 17 November 2009

Kiprah Richard Nixon Dan Belajar Dari Skandal Watergate ( bagian 5 )


Pada tanggal 23 Agustus 1973, hakim Sirica memerintahkan Nixon untuk menyerahkan tape-tape yang berisi delapan percakapan yang dispesifikasi. Ia menolak, meskipun ia akhirnya mengakui bahwa ia akan menyerahkan sebuah kesimpulan dari tape-tapi yang dispesifikasi tadi. Ini di analisa oleh John C.Stennis, seorang senator yang setengah tuli dari Mississippi.

Reaksi terhadap "pembeberan" hasil sadapan ini sangat luar biasa. Jutaan surat dan telegram protes mengalir ke Washington. Untuk pertama kali Kongres mempertimbangkan agar Presiden diperiksa. Hal ini menjadi kemungkinan yang sangat bisa dilakukan, pada tanggal 10 Oktober wakil presiden AS yang sangat piawai berpidato, Spiro Agnew, mengundurkan diri setelah mengaku nolo contendre (tidak ada gugatan) terhadap tuntutan bahwa ia menerima jutaan dollar uang suap dari para kontraktor engineering waktu ia menjabat Pelaksana Kepala di Baltimore di awal tahun 1960-an. Saat itu, Nixon menunjuk Gerald R.Ford yang membosankan, tapi aman.


Tindakan ini membuat riwayat Nixon habis. Tidak ada yang akan menggesernya jika Agnew mengambil alih, tetapi Ford tampaknya menjadi alternatif yang dipandang khalayak cukup pantas untuk menggantikannya.
Pada tanggal 23 Oktober, Nixon menyerahkan tape-tape yang diminta hakim Sirica. Ia sekarang terisolir. Ia sudah kehilangan semua penasehat terbaiknya, dan ia tidak berani bicara dengan siapapun. Bahkan Kepala Staf Gedung Putihnya yang baru Jendral Alexander Haig, dilihat sebagai orang yang setia kepada Menteri Luar Negeri Henry Kissinger, bukan kepada Nixon. Kissinger satu-satunya dari beberapa petinggi yang tidak tercemar akibat skandal ini.

Keadaan menjadi semakin buruk. Pada 21 November, penasehat Gedung Putih J.Fred Buxhardt harus menyampaikan berita memalukan bahwa 19 menit pertama dari tape yang disita Sirica terhapus. Padahal itu adalah percakapan pertama pada saat Nixon kembali ke Gedung Putih pasca pembobolan di Watergate.
Cerita ini terjadi ketika Rose Mary Woods, sekertaris yang sudah lama sekali bekerja dengan Nixon secara tidak sengaja menghapusnya. Tapi Nixon tidak bisa berkelit, inilah kejadian terakhir dimana DPR AS tidak bisa mentolerir lagi, akhirnya dilakukan voting dan suara yang diperoleh 401 mendukung bukti telah terjadi skandal, sedangkan 4 menolak. Komite majelis Yudisial mulai membuat rancangan untuk pemeriksaan Presiden. Haldeman, Ehrlichman, Strachan, Mitchell dan Colson semuanya dituntut oleh Juri Agung karena berkomplot, bersumpah palsu dan merintangi keadilan.
Sumber : http://www.wikimu.com/news/displaynews.aspx?id=15735

Tidak ada komentar:

Posting Komentar