Biarawan Sion
Biarawan Sion memang istilah yang jarang kita dengar, akan tetapi tidak demikian dengan pergerakan konspirasi mereka. Biarawan Sion merupakan aktor dibalik kekacauan dunia yang mengarah pada rusaknya idealisme keagamaan di dunia. Adalah Godfroy de Bouillon pada tahun 1090, yaitu 9 tahun sebelum dirinya memimpin penaklukan Yerusalem dari tangan kaum Muslimin, membentuk Ordo Sion - keterangan ini berdasarkan “Dossiers Secrets” (dokumen rahasia) -. Sedangkan “The Priory Document” (dokumen biara) menyatakan Ordo Sion didirikan tahun 1099, bertepatan dengan jatuhnya Yerusalem ke tangan pasukan salib, di sebuah gereja khusus bernama Abbey of Notre Dame du Mont de Sion (Gereja Biara Notre Dame di Gunung Sion), di selatan kota Yerusalem.
Ordo Sion waktu itu sebagian besar beranggotakan para bangsawan dan pejabat-pejabat kerajaan, sehingga dengan mudah mengendalikan arah kebijakan kerajaan. Kemudian Ordo Sion membentuk Ordo Templar secara rahasia sebagai pendukung misi militer mereka. Walaupun sebagian besar anggotanya adalah pasukan salibis, akan tetapi Ordo Sion maupun Ordo Templar tidak menunjukkan bahwa mereka adalah Kristen yang taat, bahkan mereka banyak melakukan praktek-praktek ibadah yang menyimpang serta bid’ah. Mereka banyak melakukan praktek sihir dan okultisme. Praktek ibadah Ordo Sion dan Ordo Templar lebih mirip dengan aliran Kabbalah (aliran sesat atau bisa dikatakan pengikut syetan dengan menyembah api, dan mengandalkan sihir).
Kabbalah adalah suatu paham yang diyakini telah ada sejak zaman Fir’aun. Terbukti di zaman Fir’aun masih berkuasa, dia memiliki dua divisi yang terpercaya, yaitu divisi militer dan divisi penasehat rohani (posisi ini terdiri dari para tukang sihir). Para tukang sihir inilah yang melakukan berbagai praktek okultisme dan merupakan akar terbentuknya Kabbalah. Satu bukti lagi, di saat Nabi Musa ke Bukit Tursina untuk menerima wahyu berupa Ten Commandments, bani Israel, atas saran dari Samiri, membuat patung anak sapi untuk disembah, sedangkan Samiri, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, adalah salah satu pendeta tinggi Kabbalah. Dan selanjutnya sepeninggal Nabi Musa bani Israel kian serius dalam mendalami sihir dan ajaran-ajaran esoteris. Mereka banyak menentang Nabi-nabi lain dengan tetap pada kesesatannya yaitu memuja Syetan, sampai ke masa-masa selanjutnya bahkan sampai sekarang.
Di dalam Ordo Kabbalah terdapat beberapa Ordo, yaitu Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih. Dari ketiga ordo tersebut, yang paling misterius adalah Ordo Putih. Ordo ini jarang teridentifikasi oleh para peneliti karena Ordo ini lebih menekankan pada misi politik dan kekuasaan, lain halnya Ordo yang lain yang menekankan pada aspek-aspek ritual penyembahan Lucifer (Dewa Matahari). Ordo Putih jugalah yang merumuskan bahwa tujuan akhir Kabbalis adalah untuk membentuk “Satu Pemerintahan Dunia” (Unity Of The World – E Pluribus Unum) dan “Tata Dunia Baru (Novus Ordo Seclorum - The New World Order).
Di masa-masa selanjutnya Ordo Kabbalah menjelma dalam berbagai bentuk, mulai dari Ordo Sion, Freemasonry sampai Iluminati. Berdirinya Ordo Sion berarti juga Ordo Kabbalah mengalami reinkarnasi di perang salib. Di awal berdirinya, Ordo Sion diyakini sangat berkuasa hingga berperan besar dalam pengangkatan Baldwin I, adik kandung Godfroi de Bouillon, sebagai Raja Yerusalem pertama setelah berhasil menaklukkan kota suci tersebut dari tangan kaum Muslimin. Bahkan, para peneliti menemukan bahwa pencetus perang salib juga dari konspirasi Ordo Sion, yang waktu itu masih merupakan Ordo Kabbalah, yaitu oleh Peter Si Pertapa dan Paus Urbanus II yang pidatonya membakar umat kristiani untuk mengakhiri masa damai antara Dunia Kristen dengan Dunia Islam.
Knights Templar
Menurut sejarawan bangsa Jerman bernama Guillaume de Tyre yang menulis antara 1175 dan 1185, Ksatria Templar dibentuk pada tahun 1118 dengan nama Order of the Poor Knights of Christ and of the Temple of Solomon (Ordo Ksatria Miskin Pembela Kristus dan Kuil Sulaiman) atau dalam bahasa latin disebut sebagai paupers commilitones Christi Templique Solomonici . Akan tetapi pada kenyataannya Ksatria Templar hidup bergelimang kekayaan dan kekuasaan. Bahkan kekuasaan dan kekayaan mereka membuat khawatir para bangsawan dan juga kaum gereja.
Dua Puluh tahun setelah King Baldwin I menjabat Raja Yerusalem, datang sembilan ksatria salib yang menyatakan kedatangannya untuk mengamankan jalur pilgrimmers (peziarah) orang-orang Kristen yang hendak menuju Yerusalem dari pelabuhan di Jaffa. Raja Yerusalem begitu percaya kepada kesembilan ksatria tersebut, sehingga mereka diberi markas yang berada di sayap kiri istana. Ternyata kamar-kamar ksatria tersebut berada tepat di atas kuil sulaiman (Solomon Temple) atau yang biasa disebut Haikal Sulaiman. Dari sinilah nama Knights Templar muncul. Dari kamar-kamar itulah semua menjadi jelas bahwa motif ksatria templar tersebut adalah untuk memburu harta karun di kuil sulaiman dan jug untuk bisa terus menjaga sebuah rahasia yang selama berabad-abad terus dijaganya.
Selama kurang lebih 69 tahun Ordo Sion dan Ordo Templar ini melakukan penggalian dan penelitian terhadap kuil sulaiman, sampai akhirnya Raja Yerusalem, King Baldwin IV, meninggal karena lepra dan digantikan oleh tokoh templar yaitu Guy de Lusignan. Inilah awal timbulnya perang salib edisi Salahuddin Al-Ayyubi. Diawali oleh keinginan Guy de Lusignan untuk merusak perjanjian damai antara Islam dan Kristen, Guy berkata pada Reynald de Cathillon (yang juga tokoh templar) “Give me a war!”. Gayung bersambut, Reynald de Cathillon memang dikenal orang yang haus darah dan ceroboh, beraksilah Reynald de Cathillon dengan membantai kaum Muslimin suku Badui dan menculik adik perempuan Salahuddin Al-Ayyubi. Terjadilah perang salib edisi Pertempuran Hittin!! Salahuddin Al-Ayyubi berhasil menguasai Yerusalem, ini berarti kekalahan untuk kaum salibis, dengan Guy de Lusignan, Reynald de Cathillon dan Gerard de Ridefort (Grand Master Ordo Templar) ditangkap sebagai tawanan. Sebagaimana ajaran Islam, Salahuddin tidak membunuh tawanannya akan tetapi ini tidak berlaku untuk penghina Rasulullah SAW, dan Reynald de Cathillonlah yang merasakan sabetan pedang Salahuddin tepat di leher hingga kepalanya terhempas ke tanah.
Kekalahan ini didakwa sebagai kecerobohan dan bahkan pengkhianatan Ordo Tempar terhadap rencana-rencana mereka. Dan terjadilah pemutusan hubungan “bapak” dan “anak” antara Ordo Sion dengan Ordo Templar yang dikenal dengan peristiwa “Penebangan Pohon Elm” dan masing-masing berjalan dengan Grand Masternya masing-masing, akan tetapi tetap satu agenda. Dan banyak dibuktikan bahwa mereka masih tetap kerja sama sebagai satu rangkaian misionaris Kabbalah. Setelah pemutusan hubungan itu nama Ordo Sion berubah menjadi Biarawan Sion (Priory of Sion).
Setelah kekalahan dalam perang salib tersebut sebagian besar ksatria salib kembali ke Eropa, demikian juga para Biarawan Sion dan juga para Ksatria Templar, dari sini mulailah penyebaran Ksatria Templar ke seluruh penjuru Eropa bahkan dunia. Dimulai dari Prancis, yang terdekat dengan Yerusalem, para templar mulai menancapkan kuku-kukunya di bidang pemerintahan maupun di lingkungan bisnis dan pemodal. Mereka juga yang mengawali system perbankan konvensional.
Perlu diketahui, pada saat masa kedatangannya di Yerusalem, di samping mengembangkan usaha jasa pengamanan para peziarah, mereka juga menciptakan system penyimpanan dan penitipan uang dan barang bagi para peziarah, dan system inilah yang menjadi teori dasar system perbankan konvensional.
Kekayaan dan kekuasaan Ksatria Templar semakin besar sehingga timbul ketakutan dan keseganan dari kalangan raja, serta pihak gereja karena praktik okultisme mereka, dan bahkan mereka banyak menguasai asset-aset penting Negara. Bisnis mereka semakin kuat dan menggurita, hingga banyak kaum bangsawan yang ikut bergabung (entah karena takut atau ingin mengambil keuntungan dari kejayaan Ksatria Templar).
Pada tahun 1306, Raja Perancis, Phillipe le Bel atau Philllipe IV benar-benar sudah muak dengan para Templar. Phillipe IV meminta bantuan Paus Clement V untuk membubarkan Ordo Templar. Dan pada tahun 1312, secara resmi Paus Clement V mengeluarkan maklumat gereja yang membubarkan Ordo Ksatria Templar. Dari maklumat tersebut dimulai penangkapan dan pengejaran para Templar. Akan tetapi rahasia pembersihan ini telah didengar oleh Jacques de Molay (Grand Master Templar), sehingga dokumen-dokumen penting dan harta karun para Templar berhasil dipindahkan. Walaupun demikian de Molay berhasil ditangkap dan dihukum mati dengan cara dibakar pada tahun 1314.
Sebagian Templar berhasil lolos dan kabur ke Skotlandia, Portugal dan Negara-negara Eropa lainnya. Dipilihnya Skotlandia sebagai tempat pelarian adalah karena Negara ini tidak mengakui kekuasaan Gereja Katolik. Para Templar menanggalkan baju kebesaran mereka dan mulai berbaur dengan para tukang batu Skotlandia di pemondokannya. Di Skotlandia para tukang batu dan buruh ini disebut Mason, inilah cikal bakal berubahnya nama Ksatria Templar menjadi Mason, atau yang lebih popular disebut Freemasonry.
Sumber : http://www.lautanindonesia.com/forum/cerita-seram/tentang-biarawan-sion-templar-dan-freemason/?wap2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar